Matematika
sebagai Bahasa. Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan
sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa verbal.
Sifat Kuantitatif dari Matematika
Matematika mengembangkan bahasa
numerik yang memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Bahasa
verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Demikian
juga maka penjelasan dan ramalan yang diberikan oleh ilmu dalam bahasa verbal
semuanya bersifat kualitatif. Hal ini menyebabkan penjelasan dan ramalan yang
diberikan oleh bahasa verbal tidak bersifat eksak, yang menyebabkan daya
prediktif dan kontrol ilmu kurang cermat dan tepat.
Sifat kuantitatif dari matematika
ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu. Matematika memungkinkan
ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif. Pada
prinsipnya matematika diperlukan oleh semua disiplin keilmuan untuk
meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu tersebut.
Matematika: Sarana Berpikir
Deduktif
Berpikir deduktif adalah proses
pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang kebenarannya
telah ditentukan.
Perkembangan Matematika
Ditinjau dari perkembangannya maka
ilmu dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yakni tahap sistematika, komparatif, dan
kuantitatif. Pada tahap sistematika maka ilmu mulai menggolong-golongkan obyek
empiris ke dalam kategori-kategori tertentu. Dalam tahap yang kedua kita mulai
melakukan perbandingan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain, ketegori
yang satu dengan kategori yang lain, dan seterusnya. Tahap selanjutnya adalah
tahap kuantitatif di mana kita mencari hubungan sebab akibat tidak lagi
berdasarkan perbandingan melainkan berdasarkan pengukuran yang eksak dari obyek
yang sedang kita selidiki. Bahasa verbal berfungsi dengan baik dalam kedua
tahap yang pertama namun dalam tahap yang ketiga maka pengetahuan membutuhkan
matematika. Lambang-lambang matematika bukan saja jelas namun juga eksak dengan
mengandung informasi tentang obyek tertentu dalam dimensi-dimensi pengukuran.
Di samping sebagai bahasa maka
matematika juga berfungsi sebagai alat berpikir. Matematika, menurut
Wittgenstein, tak lain adalah metode berpikir logis. Berdasarkan
perkembangannya maka masalah yang dihadapi logika makin lama makin rumit dan
membutuhkan struktur analisis yang lebih sempurna. Dalam perspektif inilah maka
logika berkembang menjadi matematika, seperti disampaikan oleh Bertrand
Russell, “matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah
masa kecil matematika.”
Matematika merupakan pengetahuan
yang bersifat rasional yang kebenarannya tidak tergantung pada pembuktian
secara empiris, melainkan pada proses penalaran deduktif.
Bagi dunia keilmuan matematika
berperan sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang
cermat dan tepat. Matematika dalam hubungannya dengan komunikasi ilmiah
mempunyai peranan ganda, kata Fehr, yakni sebagai ratu sekaligus sebagai
pelayan ilmu. Di satu pihak, sebagai ratu matematika merupakan bentuk tertinggi
dari logika, sedangkan di pihak lain, sebagai pelayan matematika memberikan
bukan saja sIstem pengorganisasian ilmu yang bersifat logis namun juga
pernyataan-pernyataan dalam bentuk model matematik. Kriteria kebenaran dari
matematika adalah konsisten dari berbagai postulat, definisi dan berbagai
aturan permainan lainnya.
Matematika dan Peradaban
Matematika merupakan bahasa artifisial
yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat
alamiah. Matematika menyebabkan perkembangan yang sangat cepat bagi ilmu itu
sendiri. Tanpa matematika maka pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif
yang tidak memungkinkan untuk meningkatkan penalarannya lebih jauh. Singkatnya,
bagi bidang keilmuan modern, matematika adalah sesuatu yang imperatif: sebuah
sarana untuk meningkatkan kemampuan penalaran deduktif. Suatu bidang keilmuan,
apa pun juga bidang pengkajiannya, bila telah menginjak kedewasaan mau tidak
mau akan bersifat kuantitatif. Lewat pengkajian kualitatif dan kuantitatif
inilah, ilmu sampai kepada pengetahuan yang dewasa. Analog dengan pernyataan
Bertrand Russell tentang hubungan antara logika dan matematika mungkin kita bisa
berkata, “Ilmu kualitatif adalah masa kecil dari ilmu kuantitatif, ilmu
kuantitatif merupakan masa dewasa dari ilmu kualitatif’; di mana ilmu yang
sehat, seperti juga kita manusia, adalah terus tumbuh dan mendewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar