Belajar Itu Harus Mengalami

Selasa, 22 Desember 2015
pendidkan, belajar, pembelajaran, murid, guru


Belajar sebaiknya dialami melalui pengalaman langsung. Belajar harus dilakukan oleh murid secara aktif, baik individual mau pun kelompok dengan cara memecahkan masalah.

Teacher-centered Approach vs Student-centered Approach

Rogers menyayangkan praktik pendidikan yang menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan (teacher-centered approach) dan murid hanya menghafalkan pelajaran. Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan dan pengajaran menurut Rogers di antaranya: (1) Belajar yang optimal akan terjadi, bila murid berpartisipasi secara bertanggung-jawab dalam proses belajar; (2) Belajar mengalami (experiential learning) dapat terjadi, bila murid mengevaluasi dirinya sendiri, self evaluation dan kritik diri; (3) Belajar mengalami menuntut keterlibatan murid secara penuh dan sungguh-sungguh.

Belajar harus dilakukan sendiri oleh murid, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung, murid tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung-jawab pada hasilnya.

Sebagai contoh, murid disuruh melipat kertas, yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam kegiatan melipat kertas (direct performance), bukan sekedar melihat bagaimana orang melipat kertas (demonstrating), apalagi sekedar mendengar orang berceramah bagaimana cara melipat kertas (telling).

Perhatikan apa yang diteliti oleh Benjamin Franklin lebih dari 300 tahun yang lalu.

How do people learn best?

How do people learn best? There is not one answer because much depends on individual learning styles and needs. Over 300 years ago, however, the noted inventor Benjamin Franklin made some observations regarding learning that still hold true for a great many learners today: "Tell me and I forgot. Teach me and I remember. Involve me and I learn."

Imagine that you are learning how to fold a paper airplane. The person teaching you presents the information verbally. She begins by saying: 

     Take a piece of paper.
     Fold it in half.
     Open the paper.
     Look at the crease in the middle.
     Now take one corner and fold it down along the crease.

The instructions continue this way. How well are you going to learn how to fold a paper airplane?

Now imagine that your instructor is standing before you with paper and gives the directions while folding the paper herself. Will this help you more?

Finally, imagine that both you and your instructor have paper. Each time she gives you intructions, both you and she fold your own papers.

Dari tiga metode di atas, yang mana yang paling efektif dalam membantu murid belajar bagaimana melipat secarik kertas?

Of the three methods, which one will be the most effective in helping you learn how to fold a paper airplane?

It's interesting to think about Benjamin Franklin's quote in relation to learning English. How do you learn English best? Is "being told" effective for you? What about "being taught"? How about "being involved"?

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh murid secara aktif, baik individual atau pun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Sementara itu, guru bertindak sebagai fasilitator dan mentor ketimbang pengajar atau sipir kelas.

Follow Twitter Saya: @baryzin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...